Menu
Close
  • Kategori

  • Halaman

Tekno Haiberita.com

Tekno Haiberita.com

Cara Membuat OS Android Panduan Lengkap

Cara Membuat OS Android Panduan Lengkap

Smallest Font
Largest Font
Table of Contents

Prasyarat Pembuatan Sistem Operasi Android

Nah, Sobat Androider, ngebayangin nggak sih bikin sistem operasi Android sendiri? Kedengerannya sih menantang banget, tapi sebelum mulai ngoding sana-sini, ada beberapa hal penting yang harus kamu siapin. Ini bukan cuma soal modal nekat, tapi juga persiapan matang agar proses pembuatan OS Android kamu lancar jaya. Kita bahas tuntas prasyarat yang wajib kamu penuhi, yuk!

Perangkat Keras Minimal untuk Pengembangan OS Android

Membangun sistem operasi Android bukan cuma perkara software, perangkat keras yang mumpuni juga berperan penting. Bayangin aja, proses kompilasi dan emulasi butuh daya olah yang besar. Semakin tinggi spesifikasi perangkat kerasmu, semakin cepat dan lancar proses pengembangannya. Berikut spesifikasi minimal yang dibutuhkan:

  • Prosesor: Minimal quad-core processor (Intel Core i5 atau AMD Ryzen 5 ke atas direkomendasikan).
  • RAM: Minimal 8 GB RAM (16 GB atau lebih sangat disarankan untuk kinerja optimal).
  • Penyimpanan: SSD dengan kapasitas minimal 256 GB (semakin besar semakin baik, karena proyek Android bisa memakan ruang penyimpanan yang cukup besar).

Software dan Tools yang Diperlukan untuk Membangun OS Android

Selain perangkat keras, kamu juga perlu menyiapkan berbagai software dan tools. Ini adalah senjata andalanmu dalam proses pengembangan. Pastikan semua terinstal dengan benar dan versi yang kompatibel.

  • Sistem Operasi: Windows 10 64-bit atau Linux (Ubuntu direkomendasikan).
  • Android Studio: IDE resmi untuk pengembangan Android. Ini adalah pusat kendali untuk semua aktivitas coding dan debugging.
  • Java Development Kit (JDK): Diperlukan untuk mengkompilasi kode Java.
  • Android SDK (Software Development Kit): Berisi berbagai tools, library, dan API yang dibutuhkan untuk pengembangan aplikasi dan sistem operasi Android.
  • Git: Sistem kontrol versi untuk manajemen kode sumber.

Langkah-langkah Instalasi Lingkungan Pengembangan Android

Setelah semua software dan tools terunduh, langkah selanjutnya adalah instalasi. Pastikan kamu mengikuti panduan instalasi secara teliti, agar tidak terjadi error di kemudian hari. Berikut langkah-langkah umum instalasi:

  1. Instal JDK: Unduh JDK dari situs resmi Oracle dan ikuti panduan instalasinya.
  2. Instal Android Studio: Unduh Android Studio dari situs resmi Google dan ikuti panduan instalasinya. Pastikan semua komponen SDK yang diperlukan terinstal.
  3. Konfigurasi Android Studio: Setelah terinstal, konfigurasi Android Studio dengan memilih SDK yang sesuai dan mengatur setting lainnya.
  4. Instal Git: Unduh Git dari situs resmi dan ikuti panduan instalasinya.

Perbandingan Spesifikasi Perangkat Keras yang Direkomendasikan dan Minimal

Berikut tabel perbandingan spesifikasi perangkat keras yang direkomendasikan dan minimal untuk pengembangan OS Android. Ingat, semakin tinggi spesifikasi, semakin lancar proses pengembangannya!

Komponen Minimal Direkomendasikan
Prosesor Quad-core Intel Core i7 atau AMD Ryzen 7 ke atas
RAM 8 GB 16 GB atau lebih
Penyimpanan SSD 256 GB SSD 512 GB atau lebih

Konfigurasi Environment Variable untuk Pengembangan Android

Pengaturan environment variable sangat penting agar Android Studio dan tools lainnya dapat bekerja dengan optimal. Salah satu variabel penting adalah JAVA_HOME, yang menunjuk ke direktori instalasi JDK. Konfigurasi ini berbeda-beda tergantung sistem operasi yang digunakan. Untuk detail konfigurasi, silakan merujuk pada dokumentasi resmi Android Studio dan sistem operasi yang kamu gunakan. Pastikan semua path sudah benar agar tidak terjadi error saat kompilasi dan build.

Memahami Arsitektur Android

Nah, Sobat Tekno! Buat kamu yang pengen bikin OS Android sendiri, memahami arsitekturnya itu penting banget, kayak belajar anatomi tubuh sebelum mau jadi dokter bedah. Arsitektur Android itu ibarat kerangka besar yang menopang semua aplikasi dan fitur yang kamu nikmati sehari-hari. Tanpa memahami fondasinya, kamu bakalan kesusahan banget membangun aplikasi yang canggih dan stabil.

Komponen Utama Sistem Operasi Android dan Fungsinya

Sistem operasi Android terdiri dari beberapa komponen kunci yang saling berinteraksi. Bayangkan ini seperti sebuah orkestra, setiap bagian punya peran penting untuk menghasilkan harmoni yang sempurna. Berikut beberapa komponen utamanya:

  • Linux Kernel: Ini adalah jantung dari Android, menyediakan layanan inti seperti manajemen memori, proses, dan perangkat keras. Bayangkan ini sebagai konduktor orkestra yang mengatur semuanya.
  • Libraries: Kumpulan kode yang menyediakan fungsi-fungsi dasar seperti grafis, media, dan jaringan. Ini seperti para pemain instrumen utama dalam orkestra yang memainkan melodi dasar.
  • Android Runtime (ART): Lingkungan eksekusi aplikasi Android. ART menerjemahkan kode aplikasi agar bisa dijalankan di perangkat. Ini ibarat penerjemah yang memastikan semua musisi mengerti notasi musik yang sama.
  • Dalvik Virtual Machine (DVM) (sudah tergantikan oleh ART): Meskipun sudah digantikan, memahami sejarahnya penting. DVM merupakan pendahulu ART, juga berperan sebagai lingkungan eksekusi aplikasi, namun dengan cara yang sedikit berbeda.
  • System Services: Layanan sistem yang menyediakan fungsi-fungsi tingkat tinggi seperti manajemen daya, lokasi, dan pesan. Ini seperti bagian orkestra yang mengatur tempo, volume, dan dinamika musik.
  • Applications: Aplikasi-aplikasi yang kamu gunakan sehari-hari, dari browser hingga game. Ini adalah para pemain solois yang menampilkan bakat mereka di atas panggung.

Peran Kernel Linux dalam Sistem Operasi Android

Kernel Linux merupakan fondasi utama Android. Ia bertugas sebagai jembatan antara perangkat keras dan perangkat lunak. Kernel Linux mengelola sumber daya sistem, seperti memori, prosesor, dan penyimpanan, memastikan semua aplikasi berjalan dengan lancar dan efisien. Tanpa kernel Linux, Android tidak akan bisa berfungsi.

Diagram Blok Interaksi Antar Komponen Utama Android

Visualisasikan arsitektur Android sebagai diagram blok. Kita bisa membayangkannya sebagai beberapa kotak yang terhubung satu sama lain. Di tengah ada Linux Kernel, yang terhubung ke Libraries, ART/DVM, dan System Services. Kemudian, Applications berada di lapisan paling atas, berinteraksi dengan System Services melalui ART/DVM. Semua komponen saling bergantung dan berkomunikasi untuk menjalankan sistem secara keseluruhan. Bayangkan sebuah diagram alur yang menunjukkan bagaimana data dan perintah mengalir di antara komponen-komponen tersebut.

Proses Booting Sistem Operasi Android

Proses booting Android dimulai dari saat kamu menekan tombol power. Urutannya kurang lebih seperti ini: pertama, bootloader dijalankan, kemudian kernel Linux di-load, lalu init proses dijalankan untuk memulai berbagai layanan sistem. Setelah itu, system server dijalankan, dan akhirnya aplikasi-aplikasi yang kamu kenal bisa diakses. Proses ini melibatkan banyak langkah yang kompleks dan saling berkaitan, mirip seperti rangkaian reaksi kimia yang rumit.

Proses Pengembangan Inti Sistem Android

Membangun sistem operasi Android dari sumbernya bukanlah tugas mudah. Ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang Linux kernel, sistem build Android, dan berbagai tools yang terlibat. Prosesnya kompleks, namun dengan panduan yang tepat, kamu bisa menjelajahinya. Artikel ini akan memandu kamu melalui proses kompilasi kernel Linux, membangun sistem Android dari source code, dan mengidentifikasi tools penting serta langkah-langkah debugging.

Kompilasi Kernel Linux untuk Android

Kernel Linux merupakan jantung dari sistem operasi Android. Kompilasi kernel ini melibatkan proses transformasi kode sumber (source code) menjadi file biner yang dapat dieksekusi oleh perangkat keras. Proses ini membutuhkan toolchain khusus yang disesuaikan dengan arsitektur perangkat target. Proses kompilasi ini sangat sensitif terhadap konfigurasi, dan kesalahan kecil dapat menyebabkan kegagalan sistem.

  • Langkah pertama adalah mengunduh source code kernel yang sesuai dengan versi Android yang ingin kamu bangun.
  • Selanjutnya, kamu perlu mengkonfigurasi kernel sesuai dengan kebutuhan perangkat keras target. Ini biasanya melibatkan penggunaan menuconfig atau konfigurasi berbasis teks lainnya.
  • Setelah konfigurasi selesai, kamu dapat menjalankan perintah make untuk memulai proses kompilasi. Proses ini bisa memakan waktu cukup lama, tergantung pada spesifikasi perangkat yang digunakan.
  • Hasil kompilasi adalah file image kernel yang siap diintegrasikan ke dalam sistem Android.

Membangun Sistem Android dari Source Code

Membangun sistem Android dari source code memerlukan lingkungan pengembangan yang lengkap dan terkonfigurasi dengan baik. Proses ini melibatkan banyak langkah dan membutuhkan pemahaman tentang sistem build Android, yang menggunakan sistem berbasis Make dan sejumlah script. Kesalahan konfigurasi atau dependensi yang hilang dapat menyebabkan kegagalan build.

  1. Instalasi repositori dan dependensi yang diperlukan, termasuk toolchain, platform tools, dan source code Android.
  2. Konfigurasi lingkungan build dengan menentukan target perangkat dan variabel lingkungan yang relevan.
  3. Menjalankan script build, biasanya dengan perintah make atau lunch diikuti dengan target yang diinginkan.
  4. Proses build akan menghasilkan berbagai file sistem, termasuk sistem image, boot image, dan recovery image.

Tools dan Script dalam Proses Build

Proses build Android bergantung pada sejumlah tools dan script. Pemahaman tentang tools ini penting untuk mendiagnosis dan mengatasi masalah yang mungkin muncul selama proses build. Beberapa tools dan script yang umum digunakan antara lain:

Tool/Script Fungsi
Repo Manajemen repositori source code Android
Make Sistem build utama
lunch Memilih target build
mm Membangun modul tertentu
m Membangun seluruh sistem

Panduan Langkah Demi Langkah Membangun Sistem Android

Berikut panduan langkah demi langkah, meskipun detailnya dapat bervariasi tergantung versi Android dan perangkat target. Ini hanya gambaran umum.

  1. Setup lingkungan pengembangan: Instal JDK, Android SDK, dan toolchain yang diperlukan.
  2. Download source code Android: Gunakan repo untuk mengkloning repositori source code.
  3. Konfigurasi lingkungan build: Tentukan target perangkat dan variabel lingkungan yang diperlukan.
  4. Jalankan perintah lunch untuk memilih target build.
  5. Jalankan perintah make untuk memulai proses build. Ini akan memakan waktu yang cukup lama.
  6. Setelah build selesai, output akan berada di direktori out/target/product/.

Proses Debugging Kernel Android

Debugging kernel Android melibatkan identifikasi dan perbaikan bug pada kernel Linux. Proses ini membutuhkan pemahaman tentang debugging kernel Linux dan penggunaan tools seperti GDB dan KDB.

  • Penggunaan logcat untuk melihat pesan log dari kernel.
  • Penggunaan GDB untuk debugging kernel secara remote atau melalui koneksi serial.
  • Analisis core dump untuk mengidentifikasi penyebab crash kernel.

Pengembangan Aplikasi dan Integrasi

Nah, setelah kita berhasil bikin sistem operasi Android basic, saatnya kita masuk ke tahap yang lebih seru: pengembangan aplikasi dan integrasi ke dalam sistem operasi yang baru kita ciptakan! Bayangkan, sistem operasi Android buatan sendiri yang bisa dijalankan aplikasi keren hasil karya kita sendiri. Ini momennya, gengs! Kita akan bahas cara mengembangkan aplikasi sederhana, mengintegrasikannya, dan bahkan menambahkan aplikasi baru ke dalam sistem. Siap-siap berkreasi!

Mengembangkan Aplikasi Android Sederhana

Membuat aplikasi Android sederhana yang bisa berinteraksi dengan sistem operasi kita ternyata nggak sesulit yang dibayangkan. Kita akan menggunakan bahasa pemrograman Java atau Kotlin, kombinasi yang populer dan powerful di dunia Android development. Fokus kita di sini adalah membuat aplikasi yang bisa berkomunikasi dengan sistem, misalnya menampilkan pesan sederhana di layar. Prosesnya melibatkan pemahaman tentang komponen inti Android seperti Activity dan TextView. Bayangkan aplikasi ini sebagai jembatan penghubung antara kode program kita dengan sistem operasi Android yang kita bangun.

Proses Integrasi Aplikasi ke Sistem Operasi Android

Setelah aplikasi selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah mengintegrasikan aplikasi tersebut ke dalam sistem operasi Android. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari kompilasi kode program, pengemasan aplikasi ke dalam format APK (Android Package Kit), hingga penempatan APK tersebut di lokasi yang tepat dalam sistem. Kita perlu memastikan bahwa aplikasi kita kompatibel dengan arsitektur sistem operasi dan memiliki izin akses yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Bayangkan ini seperti memasukkan kepingan puzzle terakhir agar sistem operasi kita lengkap dan berfungsi sempurna.

Contoh Kode Program Sederhana untuk Menampilkan Pesan di Layar

Sebagai contoh, berikut kode sederhana dalam Java untuk menampilkan pesan “Halo Dunia!” di layar Android. Kode ini akan memberikan gambaran dasar tentang bagaimana sebuah aplikasi Android berinteraksi dengan komponen UI (User Interface) sistem. Ingat, ini hanyalah contoh sederhana, aplikasi Android yang lebih kompleks akan membutuhkan kode yang jauh lebih banyak dan rumit.


// Activity class
public class MainActivity extends AppCompatActivity
@Override
protected void onCreate(Bundle savedInstanceState)
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_main);

TextView textView = findViewById(R.id.text_view);
textView.setText("Halo Dunia!");

Menambahkan Aplikasi Baru ke dalam Sistem Android

Menambahkan aplikasi baru ke sistem operasi Android yang kita buat membutuhkan pemahaman tentang sistem file Android dan bagaimana sistem tersebut mengelola aplikasi. Kita perlu menempatkan file APK aplikasi di direktori yang tepat, kemudian mendaftarkan aplikasi tersebut ke sistem agar dapat diakses oleh pengguna. Proses ini mungkin melibatkan modifikasi pada sistem Android, seperti menambahkan entri baru ke dalam database aplikasi. Proses ini mirip seperti menambahkan aplikasi baru ke smartphone Android pada umumnya, hanya saja kita melakukannya langsung pada sistem operasi yang kita bangun sendiri.

Aplikasi Sederhana yang Memanfaatkan Fitur Sistem Android

Sebagai contoh aplikasi sederhana yang memanfaatkan fitur sistem Android, kita bisa membuat aplikasi yang menampilkan informasi tentang baterai, seperti persentase daya baterai yang tersisa dan status pengisian daya. Aplikasi ini akan mengakses API sistem Android untuk mendapatkan informasi tersebut dan menampilkannya di layar. Ini adalah contoh sederhana bagaimana aplikasi dapat berinteraksi dengan sistem dan memanfaatkan berbagai fitur yang disediakan oleh sistem operasi.

Pengujian dan Optimasi

Nah, setelah sistem operasi Android buatanmu rampung, jangan langsung pasang di hape ya! Ada tahapan krusial yang seringkali dilewatkan para developer pemula: pengujian dan optimasi. Tahapan ini menentukan seberapa smooth, responsif, dan stabil OS buatanmu nantinya. Bayangkan kalau OS-mu lemot atau sering crash, kan repot? Makanya, ikuti langkah-langkah ini untuk memastikan OS buatanmu siap pakai dan siap menyaingi para raksasa!

Metode Pengujian Sistem Operasi Android

Pengujian sistem operasi Android nggak cuma sekedar nyalain dan main-main aja. Butuh pendekatan sistematis untuk menjamin kualitas dan stabilitas. Kita bisa pakai berbagai metode, mulai dari pengujian unit (testing individual components), integrasi (testing how components work together), sampai sistem (testing the entire OS under various conditions). Jangan lupa juga pengujian user acceptance testing (UAT) untuk memastikan OS-mu user-friendly. Bayangkan kamu tes OS-mu di berbagai macam perangkat, mulai dari yang spek rendah sampai high-end, untuk melihat performanya. Pengujian ini bisa melibatkan skenario penggunaan yang realistis, seperti menjalankan banyak aplikasi sekaligus, streaming video, atau bermain game berat.

Metrik Kinerja yang Penting

Setelah pengujian, saatnya ukur performanya! Beberapa metrik penting yang perlu kamu pantau meliputi: waktu booting, penggunaan RAM dan CPU, konsumsi baterai, kecepatan rendering grafis, dan tingkat responsivitas aplikasi. Kita bisa menggunakan tools bawaan Android atau tools pihak ketiga untuk mengukur semua ini. Misalnya, kamu bisa cek berapa lama waktu yang dibutuhkan OS untuk booting, atau seberapa banyak RAM yang digunakan saat menjalankan beberapa aplikasi sekaligus. Data-data ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja OS buatanmu.

Strategi Optimasi Kinerja Sistem Operasi Android

Ketemu kendala performa? Jangan panik! Ada beberapa strategi yang bisa kamu terapkan. Pertama, identifikasi bottleneck atau titik lemah sistem. Apakah masalahnya di penggunaan memori, prosesor, atau I/O? Setelah ketemu, baru deh kita cari solusinya. Misalnya, jika masalahnya di penggunaan memori, kamu bisa melakukan optimasi kode untuk mengurangi penggunaan memori. Atau, kalau masalahnya di prosesor, kamu bisa menggunakan algoritma yang lebih efisien. Jangan lupa juga untuk selalu update library dan tools yang kamu gunakan, karena update ini seringkali membawa perbaikan performa.

Tabel Ringkasan Metode Pengujian dan Metriknya

Metode Pengujian Metrik Kinerja
Pengujian Unit Coverage code, waktu eksekusi
Pengujian Integrasi Stabilitas sistem, waktu respon antar modul
Pengujian Sistem Waktu booting, penggunaan RAM, konsumsi baterai
UAT (User Acceptance Testing) Kepuasan pengguna, kemudahan penggunaan

Langkah-langkah Profiling dan Optimasi Kinerja

  1. Profiling: Gunakan tools profiling seperti Android Profiler untuk mengidentifikasi area yang boros sumber daya (CPU, memori, baterai).
  2. Analisis: Teliti hasil profiling untuk mengidentifikasi penyebab penurunan performa.
  3. Optimasi Kode: Perbaiki kode yang tidak efisien, gunakan algoritma yang lebih optimal, dan minimalisir penggunaan sumber daya.
  4. Pengujian Ulang: Ulangi pengujian dan ukur kembali metrik kinerja untuk memastikan perbaikan yang dilakukan efektif.
  5. Iterasi: Ulangi proses profiling, analisis, dan optimasi hingga mencapai performa yang diinginkan.

Distribusi dan Implementasi

Nah, setelah berjuang keras membangun sistem operasi Androidmu sendiri, saatnya memasuki tahap krusial: distribusi dan implementasi. Tahap ini menentukan apakah karya kerasmu bisa dinikmati orang lain atau hanya jadi koleksi pribadi di hard drive. Kita akan bahas langkah-langkahnya, mulai dari pembuatan image hingga manajemen update, agar Android buatanmu siap digunakan!

Pembuatan Image Sistem Operasi Android

Membuat image sistem operasi Android yang siap pakai mirip seperti membungkus kado: harus rapi dan mudah dibuka. Proses ini melibatkan beberapa langkah penting, mulai dari pengkompilasian kernel, sistem, dan aplikasi, hingga pengemasan semuanya ke dalam sebuah file image yang bisa di-flash ke perangkat. Alat-alat seperti AOSP Build System dan platform-tools Android akan menjadi sahabatmu di sini. Proses ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang sistem Android dan command-line tools. Prosesnya rumit dan memakan waktu, tapi hasilnya akan memuaskan.

Metode Distribusi Sistem Operasi Android

Setelah image sistem operasi siap, bagaimana cara mendistribusikannya? Opsi yang paling umum adalah melalui website pribadi atau platform berbagi file seperti GitHub. Untuk distribusi yang lebih terkontrol, kamu bisa membuat sebuah installer khusus yang akan memandu pengguna melalui proses instalasi. Pertimbangkan juga aspek keamanan dan verifikasi integritas file untuk mencegah distribusi versi yang dimodifikasi secara ilegal. Penting untuk menyediakan dokumentasi yang jelas dan mudah dipahami agar pengguna dapat dengan mudah mengunduh dan menginstal sistem operasi Android buatanmu.

Instalasi Sistem Operasi Android ke Perangkat

Proses instalasi sistem operasi Android yang baru dibuat ke perangkat target bervariasi tergantung perangkat dan metode instalasi yang dipilih. Secara umum, kamu membutuhkan akses root pada perangkat dan sebuah tool untuk flashing image sistem operasi, seperti fastboot atau tools pihak ketiga lainnya. Proses ini berisiko dan bisa menyebabkan kerusakan permanen pada perangkat jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Pastikan kamu memahami langkah-langkahnya dengan benar dan memiliki backup data yang aman sebelum memulai.

  1. Pastikan perangkat dalam mode bootloader atau recovery mode.
  2. Sambungkan perangkat ke komputer.
  3. Gunakan perintah fastboot untuk flashing image sistem operasi.
  4. Setelah proses flashing selesai, reboot perangkat.

Flashing Sistem Operasi Android ke Perangkat

Flashing adalah proses penulisan ulang data pada partisi perangkat, menggantikan sistem operasi yang sudah ada dengan sistem operasi Android baru. Proses ini membutuhkan kehati-hatian ekstra karena kesalahan kecil bisa menyebabkan bootloop atau kerusakan perangkat. Beberapa perangkat mungkin memerlukan perintah khusus atau metode flashing yang berbeda. Selalu periksa dokumentasi perangkat sebelum melakukan flashing.

  • Proses flashing umumnya dilakukan melalui fastboot atau tools recovery custom.
  • Pastikan driver perangkat terinstal dengan benar di komputer.
  • Backup data penting sebelum melakukan flashing.
  • Ikuti instruksi dengan teliti untuk menghindari kesalahan.

Manajemen Pembaruan Sistem Operasi Android

Setelah sistem operasi dirilis, pekerjaan belum selesai. Kamu perlu merencanakan strategi untuk mengelola pembaruan sistem operasi. Ini termasuk pengembangan fitur baru, perbaikan bug, dan peningkatan keamanan. Sistem pembaruan otomatis (OTA) adalah solusi yang ideal, memungkinkan pengguna untuk menerima pembaruan dengan mudah tanpa harus melakukan flashing ulang. Namun, membangun sistem OTA membutuhkan infrastruktur dan pengetahuan teknis yang cukup.

Metode Pembaruan Keunggulan Kekurangan
OTA (Over-the-Air) Mudah bagi pengguna, efisien Membutuhkan infrastruktur server
Manual Flashing Lebih terkontrol Rumit bagi pengguna

Akhir Kata

Membuat sistem operasi Android bukanlah tugas yang mudah, ini membutuhkan dedikasi, pemahaman mendalam tentang pemrograman, dan keuletan yang luar biasa. Namun, dengan panduan langkah demi langkah dan pemahaman yang kuat tentang arsitektur Android, cita-cita untuk menciptakan OS Android sendiri bukanlah hal yang mustahil. Selamat mencoba, dan jangan takut untuk bereksperimen! Siapa tahu, Anda adalah pengembang Android berikutnya yang akan mengubah dunia!

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow